Rabu, 15 Maret 2017

Komponen Hadis (Sanad, Matan, Rawi dan Mukharrij)
















 MAKALAH
KOMPOSISI HADIS (SANAD, MATAN, RAWI,
DAN MUKHARRIJ)



Disusun untuk memenuhi tugas kelompok
 Mata kuliah Ulumul Hadis
Dosen pengampu : Agus Imam Kharomen, M.Ag







Di Susun Oleh :
·           Fathur rohman
·           Mistani
·           Masripah
·           R Nur Istiqomah
Kelas/Prodi: A/PGMI





INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA
CIREBON
2017






PEMBAHASAN

Secara struktur, hadist terdiri atas empat komponen yaitu :
a.       Sanad atau isnad (rantai penutur)
b.      Matan (redaksi hadist)
c.       Rawi
d.      Mukharij

A.    Sanad
     Sanad secara bahasa berasal dari kata sanad yang berarti penggabungan sesuatu ke sesuatu yang lain, karena didalamnya tersusun banyak nama yang tergabung dalam satu rentetan jalan. [1]
     Sedangkan secara terminologi sanad adalah rangkaian orang-orang yang menyampaikan materi hadis, sejak yang disebut pertama sampai kepada Rasulullah. Atau bisa disimpulkan sebagai rantai penutur atau perawi hadis, mulai dari orang yang mencatat hadis dalam bukunya (kitab hadist) hingga Rasulullah. Dan sanad adalah jalan yang dapat menghubungkan matan hadis sampai kepada Nabi Muhammad saw. Dengan kata lain sanad adalah rentetan perawi -perawi (beberapa orang) yang sampai kepada matan hadis.[2]
1.      Tinggi-Rendahnya Rangkaian Sanad
a.       Ashahhu Al-Asanid (sanad-sanad yang lebih sahih)
Para ulama seperti Imam An-Nawawi dan Ibnu Ash-Shalah tidak membenarkan menilai suatu (sanad) hadis dengan ashahhu al-asanid, atau menilai suatu (matan) hadis dengan ashahhu al-asanid, secara mutlak, yakni menyandarkan pada hal yang mutlak.
Penilaian secara ashahhu al-asanid ini hendaknya secara muqayyad, artinya dikhususkan kepada sahabat tertentu, seperti ;
Umar Ibnu Al-Khattab ra, Ibnu Umar ra, dan Abu Hurairah ra. Atau penduduk daerah tertentu, seperti ; Kota Mekkah dan Kota Madinah.
Sedangkan contoh ashahhu al-asanid yang mutlak, yaitu :
Ø  Jika menurut Imam Bukhari, yaitu Malik, Nafi’, dan Ibnu Umar ra.
Ø  Jika menurut Ahmad Bin Hambal, yaitu Az-Zuhri, Salim Bin ‘Abdillah, dan ayahnya (‘Abdillah Bin Umar)
Ø  Jiak menurut Imam An-Nasa’i, yaitu ‘Ubaidillah Ibnu ‘Abbas dan ‘Umar Bin Khattab ra.
b.      Ahsanu Al-Asanid
Hadis yang bersanad ahsanu al-asanid lebih rendah derajatnyana  daripada ashahhu al-asanid, suatu hadis dikatakan ahsanu al-asanid jika bersanad kepada :
Ø  Bahaz Bin Hakim dari Ayahnya (Hakim Bin Mu’awiyah) dari kakeknya (Mu’awiyah Bin Haidah)
Ø  Amru Bin Syu’aib dari ayahnya (Syu’aib Bin Muhammad) dari  kakeknya (Muhammad Bin Abdillah Bin’Amr Bin ‘Ash)
c.       Adh’afu Al-asanid
Adalah rangkanian sanad yang paling rendah, yang termasuk kedalam adh’afu Al-asanid yaitu :
1)      Yang Muqayyad kepada sahabat :
Ø  Abu Bakar Ashi-Shidiq ra
Ø  Abu Thalib (Ahli Al-Bait) ra
Ø  Abu Hurairah ra
2)      Yang Muqayyad kepada penduduk :
Ø  Kota Yaman
Ø  Kota Mesir
Ø  Kota Syam
2.      Jenis-jenis Sanad Hadis
a.       Sanad ‘Aliy
Sanad yang jumlah rawinya lebih sedikit dari sanad yang lain. Sanad ‘aliy terbagi menjadi 2, yaitu :
Ø  Sanad ‘aliy yang bersifat mutlak, sebuah sanad yang jumlah rawinya hingga sampai ke Rasulullah lebih sedikit jika dibandingkan dengan sanad yang lain.
Ø  Sanad ‘aliy yang bersifat nisbi, sebuah sanad yang jumlah rawi di dalamnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan para imam ahli hadis.
b.      Sanad Nazil
Sanad yang jumlah rawinya lebih banyak jika dibandingkan dengan sanad yang lain.

B.     Matan
Secara etimologi, matan berarti segala sesuatu yang keras bagian atasnya, punggung jalan (muka jalan), tanah keras yang tinggi. Adapun yang disebut matan dalam ilmu hadis adalah perkataan yang disebut pada akhir sanad, yakni sabda Nabi Muhammad saw, dengan kata lain sanad adalah redaksi dari hadis. [3] Terkait dengan matan, ada 2 hal yang perlu dicermati, yaitu :
1.      Ujung sanad, apakah berujung pada Nabi Muhammad saw atau bukan
2.      Matan hadis itu sendiri dalam hubungannya dengan hadis lain yang lebih kuat sanadnya (apakah ada yang melemahkan atau menguatkan) dan selanjutnya dengan ayat dalam Al-Qur’an (apakah ada yang bertolak belakang)

C.     Rawi
Kata rawi atau al-rawi dalam bahasa Arab berasal dari kata riwayat yang berarti memindahkan atau menukilkan, yakni memindahkan suatu berita dari seseorang kepada orang lain. Dalam istilah hadis al-rawi adalah orang yang meriwayatkan hadis dari seorang guru kepada orang lain yang tercantum dalam buku hadis. Jadi nama-nama yang terdapat dalam sanad disebut rawi. Sebenarnya antara rawi dan sanad merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan karena sanad hadis pada setiap generasi terdiri dari beberapa perawi. Singkatnya sanad itu lebih menekankan pada mata rantai/silsilah, sedangkan rawi adalah orang yang terdapat dalam silsilah tersebut.[4]

D.    Mukharrij
Secara bahasa mukharrij berarti orang yang mengeluarkan, kaitannya dengan hadis, mukharrij adalah orang yang menukil atau mencatat hadis pada kitabnya, seperti Imam Bukhari. Atau dalam istilah lain adalah orang yang memindahkan hadis dari seorang guru kepada orang lain dan membukukannya dalam sebuah kitab hadis.[5]
Misalnya jika suatu hadis mukharij-nya Al-Bukhari berarti hadis tersebut diturunkan Al-Bukhari dalam kitabnya dengan sanadnya. Oleh karena itu, biasanya pada akhir periwayatan suatu hadis disebutkan أخرجهالبخاري  Hadis di-takhrîj oleh Al-Bukhari dan seterusnya.[6]
Contoh dari hadis yang memuat dari ketiga unsur tersebut :
حَّدَّ ثنا مُحَمَّدُ بْنُ اْلُمثَنَّى قَا لَ: حَدَّ ثَنَا عَبْدُ اْلوَهَا بِ الَّثَقِفيُّ قَا لَ : حَدّثَنَا أَيُّوْبَ عَنْ اَبِى قِلاَ بَةَ عَنْ أَنَسٍ بْنِ مَا لِكٍ رَ ضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَا لَ: ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ حَلاَ وَةَ الْإ يْمَا نِ, أَ نْ يَكُوْ نَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ اْلمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلآَّ لِلّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَ فَ فِى النَّاِر. (روه اه البخارى)
          
            Telah meriwayatkan kepada kami Muhammad Al-Mutsniy, katanya “ Telah meriwayatkan kepada kami Abdul Wahab Al-Tsaqafiy, katanya,telah meriwayatkan kepada kami Ayyub dari Qilabah dari Anas dari Nabi SAW. Bahwa beliau bersabda, ada ketiga hal, yang bila ketiganya ada pada diri seseorang, orang itu akan merasakan manisnya iman. Hendaknya Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selain keduanya. Hendaknya ia mencintai orang (lain) hanya karena Allah. Dan hendaknya ia membenci kembali kepada kekafiran sebagaimana kebenciannya bila dilemparkan kepada neraka.” (HR. Bukhari)
            Dari hadis tersebut, dapat dilihat umumnya hadis tersebut terdiri daritiga komponen. Yaitu :
1.      Sanad
حَّدَّ ثنا مُحَمَّدُ بْنُ اْلُمثَنَّى قَا لَ: حَدَّ ثَنَا عَبْدُ اْلوَهَا بِ الَّثَقِفيُّ قَا لَ : حَدّثَنَا أَيُّوْبَ عَنْ اَبِى قِلاَ بَةَ عَنْ أَنَسٍ بْنِ مَا لِكٍ رَ ضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم
Telah meriwayatkan kepada kami Muhammad Al-Mutsniy, katanya “ Telah meriwayatkan kepada kami Abdul Wahab Al-Tsaqafiy, katanya,telah meriwayatkan kepada kami Ayyub dari Qilabah dari Anas dari Nabi SAW.
2.      Matan
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ حَلاَ وَةَ الْإ يْمَا نِ, أَ نْ يَكُوْ نَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّإِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ اْلمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلآَّ لِلّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَ فَ فِى النَّاِر
Ada ketiga hal, yang bila ketiganya ada pada diri seseorang, orang itu akan merasakan manisnya iman. Hendaknya Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selain keduanya. Hendaknya ia mencintai orang (lain) hanya karena Allah. Dan hendaknya ia membenci kembali kepada kekafiran sebagaimana kebenciannya bila dilemparkan kepada neraka.
3.      Rawi
(روه اه البخارى)             
                   Riwayat Bukhari













KESIMPULAN

Hadist terdiri atas empat komponen yaitu :
a.       Sanad secara bahasa berasal dari kata sanad yang berarti penggabungan sesuatu ke sesuatu yang lain, karena didalamnya tersusun banyak nama yang tergabung dalam satu rentetan jalan.
b.      Adapun yang disebut matan dalam ilmu hadis adalah perkataan yang disebut pada akhir sanad, yakni sabda Nabi Muhammad saw, dengan kata lain sanad adalah redaksi dari hadis.
c.       Kata rawi atau al-rawi dalam bahasa Arab berasal dari kata riwayat yang berarti memindahkan atau menukilkan, yakni memindahkan suatu berita dari seseorang kepada orang lain. Dalam istilah hadis al-rawi adalah orang yang meriwayatkan hadis dari seorang guru kepada orang lain yang tercantum dalam buku hadis
d.      Secara bahasa mukharrij berarti orang yang mengeluarkan, kaitannya dengan hadis, mukharrij adalah orang yang menukil atau mencatat hadis pada kitabnya, seperti Imam Bukhari.


















DAFTAR PUSTAKA

http://islaminstituthere.blogspot.co.id/2014/12/makalah-mukharrij-hadits-dan-kitab.html
Khozin,Ahmad Abdul.Pengantar Ulumul Hadits.Cirebon:Al Islah Press.2011
Solahudin Agus dan Suryadi Agus.Ulumul Hadis.Bandung:Pustaka setia:2013










[1] Ahmad abdul khozin, pengantar ulumul hadits (Cirebon, 2011), h.12
[2] M. Agus Solahudin dan Agus Suryadi, Ulumul Hadis (Bandung, 2008), h.89
[3] M. Agus Solahudin dan Agus Suryadi, (Bandung, 2008), h.97
[4] Ahmad Abdul Khozin, (Cirebon,2011),H.14
[5] Ahmad Abdul Khozin, (Cirebon,2011),H.15
[6] Islaminstituthere.Blogspot.Co.Id



SEJARAH PERKEMBANGAN EJAAN DALAM BAHASA INDONESIA

SEJARAH PERKEMBANGAN EJAAN DALAM BAHASA INDONESIA        Keraf (1988), menyatakan bahwa ejaan merupakan keseluruhan peratura...