Kamis, 30 Maret 2017
Rabu, 15 Maret 2017
Komponen Hadis (Sanad, Matan, Rawi dan Mukharrij)
MAKALAH
KOMPOSISI HADIS (SANAD, MATAN, RAWI,
DAN MUKHARRIJ)
Disusun untuk memenuhi tugas
kelompok
Mata kuliah Ulumul Hadis
Dosen pengampu : Agus Imam Kharomen,
M.Ag
Di Susun Oleh :
·
Fathur
rohman
·
Mistani
·
Masripah
·
R Nur
Istiqomah
Kelas/Prodi: A/PGMI
INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA
CIREBON
2017
PEMBAHASAN
Secara struktur,
hadist terdiri atas empat komponen yaitu :
a.
Sanad
atau isnad (rantai penutur)
b.
Matan
(redaksi hadist)
c.
Rawi
d.
Mukharij
A.
Sanad
Sanad secara bahasa
berasal dari kata sanad yang berarti penggabungan sesuatu ke sesuatu yang lain,
karena didalamnya tersusun banyak nama yang tergabung dalam satu rentetan
jalan. [1]
Sedangkan secara terminologi sanad adalah rangkaian orang-orang
yang menyampaikan materi hadis, sejak yang disebut pertama sampai kepada
Rasulullah. Atau bisa disimpulkan sebagai rantai penutur atau perawi hadis,
mulai dari orang yang mencatat hadis dalam bukunya (kitab hadist) hingga
Rasulullah. Dan sanad adalah jalan yang dapat menghubungkan matan hadis sampai
kepada Nabi Muhammad saw. Dengan kata lain sanad adalah rentetan perawi -perawi
(beberapa orang) yang sampai kepada matan hadis.[2]
1.
Tinggi-Rendahnya
Rangkaian Sanad
a.
Ashahhu
Al-Asanid (sanad-sanad yang lebih sahih)
Para ulama seperti Imam An-Nawawi dan Ibnu Ash-Shalah tidak
membenarkan menilai suatu (sanad) hadis dengan ashahhu al-asanid, atau menilai
suatu (matan) hadis dengan ashahhu al-asanid, secara mutlak, yakni menyandarkan
pada hal yang mutlak.
Penilaian secara ashahhu al-asanid ini hendaknya secara muqayyad,
artinya dikhususkan kepada sahabat tertentu, seperti ;
Umar
Ibnu Al-Khattab ra, Ibnu Umar ra, dan Abu Hurairah ra. Atau penduduk daerah
tertentu, seperti ; Kota Mekkah dan Kota Madinah.
Sedangkan contoh ashahhu al-asanid
yang mutlak, yaitu :
Ø Jika menurut Imam Bukhari, yaitu Malik, Nafi’, dan Ibnu Umar ra.
Ø Jika menurut Ahmad Bin Hambal, yaitu Az-Zuhri, Salim Bin ‘Abdillah,
dan ayahnya (‘Abdillah Bin Umar)
Ø Jiak menurut Imam An-Nasa’i, yaitu ‘Ubaidillah Ibnu ‘Abbas dan
‘Umar Bin Khattab ra.
b.
Ahsanu
Al-Asanid
Hadis yang bersanad ahsanu al-asanid lebih rendah derajatnyana daripada ashahhu al-asanid, suatu hadis
dikatakan ahsanu al-asanid jika bersanad kepada :
Ø Bahaz Bin Hakim dari Ayahnya (Hakim Bin Mu’awiyah) dari kakeknya
(Mu’awiyah Bin Haidah)
Ø Amru Bin Syu’aib dari ayahnya (Syu’aib Bin Muhammad) dari kakeknya (Muhammad Bin Abdillah Bin’Amr Bin
‘Ash)
c.
Adh’afu
Al-asanid
Adalah rangkanian sanad yang paling rendah, yang termasuk kedalam
adh’afu Al-asanid yaitu :
1)
Yang
Muqayyad kepada sahabat :
Ø Abu Bakar Ashi-Shidiq ra
Ø Abu Thalib (Ahli Al-Bait) ra
Ø Abu Hurairah ra
2)
Yang
Muqayyad kepada penduduk :
Ø Kota Yaman
Ø Kota Mesir
Ø Kota Syam
2.
Jenis-jenis
Sanad Hadis
a.
Sanad
‘Aliy
Sanad yang
jumlah rawinya lebih sedikit dari sanad yang lain. Sanad ‘aliy terbagi menjadi
2, yaitu :
Ø Sanad ‘aliy yang bersifat mutlak, sebuah sanad yang jumlah rawinya
hingga sampai ke Rasulullah lebih sedikit jika dibandingkan dengan sanad yang
lain.
Ø Sanad ‘aliy yang bersifat nisbi, sebuah sanad yang jumlah rawi di
dalamnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan para imam ahli hadis.
b.
Sanad
Nazil
Sanad yang jumlah rawinya lebih banyak jika dibandingkan dengan
sanad yang lain.
B.
Matan
Secara
etimologi, matan berarti segala sesuatu yang keras bagian atasnya, punggung
jalan (muka jalan), tanah keras yang tinggi. Adapun yang disebut matan dalam ilmu
hadis adalah perkataan yang disebut pada akhir sanad, yakni sabda Nabi Muhammad
saw, dengan kata lain sanad adalah redaksi dari hadis. [3] Terkait
dengan matan, ada 2 hal yang perlu dicermati, yaitu :
1.
Ujung
sanad, apakah berujung pada Nabi Muhammad saw atau bukan
2.
Matan
hadis itu sendiri dalam hubungannya dengan hadis lain yang lebih kuat sanadnya
(apakah ada yang melemahkan atau menguatkan) dan selanjutnya dengan ayat dalam
Al-Qur’an (apakah ada yang bertolak belakang)
C.
Rawi
Kata
rawi atau al-rawi dalam bahasa Arab berasal dari kata riwayat yang berarti
memindahkan atau menukilkan, yakni memindahkan suatu berita dari seseorang
kepada orang lain. Dalam istilah hadis al-rawi adalah orang yang meriwayatkan
hadis dari seorang guru kepada orang lain yang tercantum dalam buku hadis. Jadi
nama-nama yang terdapat dalam sanad disebut rawi. Sebenarnya antara rawi dan
sanad merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan karena sanad hadis pada
setiap generasi terdiri dari beberapa perawi. Singkatnya sanad itu lebih
menekankan pada mata rantai/silsilah, sedangkan rawi adalah orang yang terdapat
dalam silsilah tersebut.[4]
D.
Mukharrij
Secara
bahasa mukharrij berarti orang yang mengeluarkan, kaitannya dengan hadis,
mukharrij adalah orang yang menukil atau mencatat hadis pada kitabnya, seperti
Imam Bukhari. Atau dalam istilah lain adalah orang yang memindahkan hadis dari
seorang guru kepada orang lain dan membukukannya dalam sebuah kitab hadis.[5]
Misalnya jika
suatu hadis mukharij-nya Al-Bukhari berarti hadis tersebut diturunkan
Al-Bukhari dalam kitabnya dengan sanadnya. Oleh karena itu, biasanya pada akhir
periwayatan suatu hadis disebutkan أخرجهالبخاري Hadis di-takhrîj oleh Al-Bukhari dan
seterusnya.[6]
Contoh dari hadis yang memuat dari ketiga unsur tersebut :
حَّدَّ ثنا مُحَمَّدُ بْنُ اْلُمثَنَّى قَا لَ: حَدَّ ثَنَا عَبْدُ
اْلوَهَا بِ الَّثَقِفيُّ قَا لَ : حَدّثَنَا أَيُّوْبَ عَنْ اَبِى قِلاَ بَةَ
عَنْ أَنَسٍ بْنِ مَا لِكٍ رَ ضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه
وسلم قَا لَ: ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ حَلاَ وَةَ الْإ يْمَا نِ, أَ نْ
يَكُوْ نَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ اْلمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلآَّ
لِلّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُوْدَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَ
فَ فِى النَّاِر. (روه اه البخارى)
Telah meriwayatkan kepada kami Muhammad Al-Mutsniy, katanya “ Telah
meriwayatkan kepada kami Abdul Wahab Al-Tsaqafiy, katanya,telah meriwayatkan
kepada kami Ayyub dari Qilabah dari Anas dari Nabi SAW. Bahwa beliau bersabda, ada
ketiga hal, yang bila ketiganya ada pada diri seseorang, orang itu akan
merasakan manisnya iman. Hendaknya Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada
selain keduanya. Hendaknya ia mencintai orang (lain) hanya karena Allah. Dan
hendaknya ia membenci kembali kepada kekafiran sebagaimana kebenciannya bila
dilemparkan kepada neraka.” (HR. Bukhari)
Dari hadis tersebut, dapat dilihat umumnya hadis tersebut terdiri daritiga
komponen. Yaitu :
1. Sanad
حَّدَّ ثنا مُحَمَّدُ بْنُ اْلُمثَنَّى قَا
لَ: حَدَّ ثَنَا عَبْدُ اْلوَهَا بِ الَّثَقِفيُّ قَا لَ : حَدّثَنَا أَيُّوْبَ
عَنْ اَبِى قِلاَ بَةَ عَنْ أَنَسٍ بْنِ مَا لِكٍ رَ ضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ
النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم
Telah meriwayatkan kepada kami Muhammad Al-Mutsniy, katanya “ Telah
meriwayatkan kepada kami Abdul Wahab Al-Tsaqafiy, katanya,telah meriwayatkan
kepada kami Ayyub dari Qilabah dari Anas dari Nabi SAW.
2. Matan
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ وَجَدَ حَلاَ وَةَ
الْإ يْمَا نِ, أَ نْ يَكُوْ نَ اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَحَبَّإِلَيْهِ مِمَّا
سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ اْلمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلآَّ لِلّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ
أَنْ يَعُوْدَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَ فَ فِى النَّاِر
Ada ketiga hal, yang bila ketiganya ada pada diri seseorang, orang
itu akan merasakan manisnya iman. Hendaknya Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai
daripada selain keduanya. Hendaknya ia mencintai orang (lain) hanya karena
Allah. Dan hendaknya ia membenci kembali kepada kekafiran sebagaimana
kebenciannya bila dilemparkan kepada neraka.
3. Rawi
(روه
اه البخارى)
Riwayat Bukhari
KESIMPULAN
Hadist terdiri atas empat komponen yaitu :
a.
Sanad
secara bahasa berasal dari kata sanad yang berarti penggabungan sesuatu ke
sesuatu yang lain, karena didalamnya tersusun banyak nama yang tergabung dalam
satu rentetan jalan.
b.
Adapun
yang disebut matan dalam ilmu hadis adalah perkataan yang disebut pada akhir
sanad, yakni sabda Nabi Muhammad saw, dengan kata lain sanad adalah redaksi
dari hadis.
c.
Kata
rawi atau al-rawi dalam bahasa Arab berasal dari kata riwayat yang berarti
memindahkan atau menukilkan, yakni memindahkan suatu berita dari seseorang
kepada orang lain. Dalam istilah hadis al-rawi adalah orang yang meriwayatkan
hadis dari seorang guru kepada orang lain yang tercantum dalam buku hadis
d.
Secara
bahasa mukharrij berarti orang yang mengeluarkan, kaitannya dengan hadis,
mukharrij adalah orang yang menukil atau mencatat hadis pada kitabnya, seperti
Imam Bukhari.
DAFTAR PUSTAKA
http://islaminstituthere.blogspot.co.id/2014/12/makalah-mukharrij-hadits-dan-kitab.html
Khozin,Ahmad Abdul.Pengantar Ulumul Hadits.Cirebon:Al Islah
Press.2011
Solahudin Agus dan Suryadi Agus.Ulumul
Hadis.Bandung:Pustaka setia:2013
[1] Ahmad abdul khozin,
pengantar ulumul hadits (Cirebon, 2011), h.12
[2] M. Agus
Solahudin dan Agus Suryadi, Ulumul Hadis (Bandung, 2008), h.89
[3] M. Agus
Solahudin dan Agus Suryadi, (Bandung, 2008), h.97
[4] Ahmad Abdul Khozin,
(Cirebon,2011),H.14
[5] Ahmad Abdul
Khozin, (Cirebon,2011),H.15
[6]
Islaminstituthere.Blogspot.Co.Id
Langganan:
Postingan (Atom)
SEJARAH PERKEMBANGAN EJAAN DALAM BAHASA INDONESIA
SEJARAH PERKEMBANGAN EJAAN DALAM BAHASA INDONESIA Keraf (1988), menyatakan bahwa ejaan merupakan keseluruhan peratura...
-
MAKALAH KOMPOSISI HADIS (SANAD, MATAN, RAWI, DAN MUKHARRIJ) Disusun untuk memenuhi tugas kelompok...
-
SEJARAH PERKEMBANGAN EJAAN DALAM BAHASA INDONESIA Keraf (1988), menyatakan bahwa ejaan merupakan keseluruhan peratura...
-
BAB I BELAJAR DAN PEMBELAJARAN A. Pengertian Belajar, Ciri-ciri Belajar Menurut Gagne, yaitu “ Belajar adalah sesua...