Rabu, 15 Februari 2017

Resume Buku administrasi Pendidikan




TUGAS RESUME
ADMINISTRASI PENDIDIKAN

Karya            :   Drs. Sulaiman, M.M.Pd
Penerbit    :       STAI Bunga Bangsa Cirebon 2011

                                             


Disusun untuk memenuhi tugas individu
Mata kuliah Administrasi Pendidikan
Dosen pengampu : Somantri, M.Pd.I
Prodi : PGMI-A semester 4






 






                                                                

Disusun Oleh :
FATHUR ROHMAN
2015.3.3.1.00174
                                                                                                           



       

INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA
CIREBON
2017







BAB I
KONSEP DASAR ADMINISTRASI PENDIDIKAN

A.       Pengertian Administrasi Pendidikan
          Secara etimologi administrasi pendidikan berasal dari bahasa latin yaitu, Ad yang berarti intensif dan Ministrare yang berarti melayani, membantu atau mengarahkan, atau bisa simpulkan menjadi melayani secara intensif. Sedangkan secara terminologi administrasi pendidikan diartikan proses pemanfaatan sumber daya pendidikan melalui kerjasama sejumlah orang dengan melaksanakan fungsi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektik dan efisien.

B.       Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan
Daryanto (1998:26)[1] mengelompokkan ruang lingkup administrasi pendidikan menjadi 3 bidang, yaitu :
1.    Bidang administrasi material
2.    Bidang administrasi personal
3.    Bidang administrasi kurikulum
C.       Bidang-bidang Tugas Administrasi Pendidikan
1.    Administrasi kurikulum
2.    Administrasi personil
3.    Administrasi sarana
4.    Administrasi keuangan
5.    Administrasi siswa
6.    Hubungan sekolah dan masyarakat
D.       Prinsip-prinsip Administrasi Pendidikan
1.    Prinsip efisiensi
2.    Prinsip pengelolaan
3.    Prinsip pengutamaan tugas pengelolaan
4.    Prinsip kepemimpinan yang efektif
5.    Prinsip kerjasama
E.       Fungsi Administrasi Pendidikan
          Menurut Foelkee (1951)[2], ”administrasi pendidikan memiliki fungsi sebagai perencanaan, pelaksanaan dan penilaian dalam suatu organisasi,” dan disempurnakan oleh Gregg dengan menambahkan analisis terhadap proses administrasi.









BAB II
PERENCANAAN PENDIDIKAN

A.       Pengertian Perencanaan Pendidikan
Menurut Coombs (1982)[3], ”perencanaa pendidikan merupakan suatu penerapan yang rasional dianalisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para peserta didik dan masyarakat.”

B.       Ciri-ciri Perencanaan Pendidikan
1.    Mengutamakan nilai-nilai manusiawi
2.    Memberikan kesempatan untuk mengembangkan potensi peserta didik
3.    Memberikan kesempatan yang sama bagi peserta didik
4.    Harus komprehensif dan sistematis
5.    Harus diorientasikan pada pembangunan

C.       Fungsi dan Tujuan Perencanaan Pendidikan
1.    Pedoman pelaksanaan dan pengendalian pendidikan
2.    Menghindari pemborosan sumber daya
3.    Alat pengembangan quality assurance
4.    Untuk memenuhi accountability kelembagaan

D.       Pentingnya Perencanaan Pendidikan
1.    Mengarahkan kegiatan
2.    Memperkirakan masa pelaksanaan
3.    Kesempatan untuk memilih berbagai alternatif
4.    Penyusunan skala prioritas
5.    Pengawasan atau evaluasi

E.       Prinsip-prinsip Perencanaan Pendidikan
1.    Memperbaiki hasil pendidikan
2.    Membawa perubahan yang lebih baik
3.    Demand driven
4.    Menyeluruh
5.    Keterkaitan dengan RPS, Rencana Pendidikan Dinas Provinsi, dsb
6.    Partisipasi
7.    Keterwakilan
8.    Data driven
9.    Realitas sesuai dengan data SWOT
10. Mendasarkan pada hasil review dan evaluasi
11. Keterpaduan
12. Holistik/tersistem
13. Transparasi
14. Keterkaitan dan kesepadanan dengan rencana-rencana instansi terkait

F.       Jenis-jenis dan Lingkup Perencanaan Pendidikan
1.    Menurut besarannya ; makro, meso dan mikro.
2.    Menurut telaahnya ; strategis, menejerial dan operasional.
3.    Menurut rancangan sistem ; perbaikan dan pengembangan.
4.    Peranan pemerintah ; wajib dan arahan.
5.    Menurut jangka waktunya ; pendek, menengah dan panjang.


BAB III
ORGANISASI

A.       Pengertian Organisasi
          Organisasi pada dasarnya adalah sekumpulan manusia yang mempunyai minat dan kepentingan yang sama. Menurut James L. Gibson (1986)[4], ”organisasi adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya belum dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri.”

Perilaku berorganisasi meliputi 3 ranah, yaitu ; kognitif, afektif dan psikomotor. Sedangkan komponen penting organisasi meliputi 3 aspek, yaitu :
Ø  Tujuan
Merupakan sesuatu yang akan dicapai dalam rentang waktu tertentu. Berdasarkan rentang dan cakupannya, dapat dibagi dalam beberapa karakteristik, diantaranya ; tujuan jangka panjang, menengah dan jangka pendek.
Ø  Struktur
Ø  Sistem
Sistem organisasi terbagi dalam beberapa komponen penyusun, yaitu ; input, proses, output dan feedback.

B.       Pentingnya Organisasi Sekolah
          Sekolah sebagai lembaga pendidikan sudah semestinya mempunyai organisasi yang baik agar tujuan pendidikan formal ini tercapai sepenuhnya. Dengan organisasi yang baik, dapat dihindari tindakan kepala sekolah yang menunjukkan kekuasaan yang berlebihan, suasana kerja dapat lebih berjiwa demokratis, hal ini ditandai dengan partisipasi aktif dari semua pihak yang bertanggung jawab.

C.       Contoh Struktur Organisasi Sekolah 17
Ø  Kepala sekolah
Ø  Kepala tata usaha (KATU)
Ø  Wakasek
ü  Urusan kesiswaan
ü  Urusan kurikulum
ü  Urusan saran prasarana
ü  Urusan kerjasama dengan masyarakat
Ø  Kordinator BP
Ø  Guru-guru
Ø  Siswa














BAB IV
KEPEMIMPINAN

A.       Pengertian Kepemimpinan
          Menurut Robert Tanembaum[5], ”pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrol para bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.” Sedangkan kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.

Keits Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :
1.    Kecerdasan
2.    Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial
3.    Motivasi diri dan dorongan berprestasi
4.    Sikap hubungan kemanusiaan

B.       Karakter Kepemimpinan
Kepemimpinan yang melayani dimulai dari dalam diri kita,kepemimpinan menuntut suatu transformasi dari dalam hati dan perubahan karakter. Menurut Ken Blanchard dan kawan-kawan[6], ada sejumlah ciri-ciri dan nilai yang muncul dari seorang yang memiliki hati yang melayani, yaitu ”tujuan utama seorang pemimpin adalah meyani kepentingan mereka yang dipimpinnya.” Sedangkan John Maxwell dalam bukunya yang berjudul Develoving the Leaders Around You berkata[7], ”keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung dari kemampuannya untuk membangun orang-orang di sekitarnya, karena keberhasilan sebuah organisasi sangat tergantung pada potensi sumber daya manusia dalam organisasi tersebut.”

C.       Metode Kepemimpinan
          Dalam sebuah artikel di economist.com, ada sebuah ulasan berjudul Can Leadership Be Taught [8], ada 3 hal penting dalam metode kepemimpinan, yaitu :
1.    Kepemimpinan yang efektif dimulai dengan visi misi yang jelas
2.    Kepemimpinan secara sederhana adalah proses untuk membawa orang-orang atau organisasi yang dipimpin menuju suatu tujuan yang jelas
3.    Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pelatih atau pendamping bagi orang-orang yang dipimpinnya

D.       Perilaku Kepemimpinan
          Dalam buku Ken Blanchad disebutkan perilaku seorang pemimpin, yaitu :
1.    Pemimpin tidak sekedar memuaskan mereka yang dipimpin, tapi sungguh-sungguh memiliki kerinduan senantiasa untuk memuaskan Tuhan
2.    Pemimpin focus pada hal-hal spiritual dibandingkan sekedar kesuksesan duniawi
3.    Pemimpin sejati senantiasa mau belajar dan bertumbuh dalam berbagai aspek








BAB V
MOTIVASI

A. Pengertian Motivasi
          Motivasi berasal dari bahasa latin movere yang berarti dorongan atau menggerakkan. Menurut Edwin B. Flippo[9], ”Motivasi adalah suatu keahlian dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga keingginan para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai.”

B.       Tujuan Motivasi
1.    Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
2.    Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
3.    Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan
4.    Meningkatkan kedisiplinan karyawan
5.    Mengefektifkan pengadaan karyawan
6.    Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
7.    Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan
8.    Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya
9.    Meningkatkan efesiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku

C.       Asas-asas Motivasi
1.    Asas mengikutsertakan
2.    Asas komunikasi
3.    Asas pengakuan
4.    Asas wewenang yang didelegasikan
5.    Asas perhatian timbal balik

D.       Metode Motivasi
1.    Motivasi langsung
2.    Motivasi tidak langsung

E.       Alat-alat Motivasi
1.    Material incentive
2.    Nonmaterial incentive

F.       Jenis-jenis Motivasi
1.    Motivasi positif
2.    Motivasi negatif

G.       Peran Motivasi Dalam Administrasi Pendidikan
1.    Sebagai langkah awal yang akan memacu aktifitas-aktifitas berikutnya
2.    Menyediakan segala daya untuk terus bekerja
3.    Memberikan kontribusi terhadap sikap administrator untuk saling experient terhadap tempatnya bekerja








BAB VI
PENGAWASAN

          Holmes menyatakan bahwa[10], ”pengawasan dapat diartikan sebagai proses kegiatan monitoring untuk meyakinkan bahwa semua kegiatan organisasi terlaksana seperti yang direncanakan sekaligus juga merupakan kegiatan untuk mengoreksi dan memperbaiki bila ditemukan adanya penyimpangan yang akan mengganggu pencapaian tujuan (Robin 1997).” Dalam proses pendidikan, pengawasan atau supervisi merupakan bagian tidak terpisahkan dalam upaya peningkatan prestasi belajar dan mutu sekolah.

          Pengawas satuan pendidikan/sekolah adalah pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis untuk melakukan pengawasan pendidikan terhadap sekolah tertentu yang ditunjuk/ditetapkan dalam upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar/bimbingan untuk mencapai tujuan pendidikan (Pandong, A. 2013)[11]. Aktifitas pengawas sekolah selanjutnya adalah menilai dan membina penyelenggaraan pendidikan pada sejumlah satuan pendidikan/sekolah tertentu baik negeri maupun swasta yang menjadi tanggung jawabnya.

          Dengan menyadari pentingnya upaya peningkatan mutu dan efektifitas sekolah dapat melalui pengawasan. Atas dasar itu kegiatan pengawasan harus difokuskan pada perilaku dan perkembangan siswa sebagai bagian dari kurikulum/mata pelajaran, organisasi sekolah, kualitas belajar mengajar, penilaian/evaluasi, sistem pencacatan, kebutuhan khusus, administrasi dan menejemen, bimbingan dan konseling, peran dan tanggung jawab orang tua dan masyarakat (Law dan Glover 2000)[12].
         
          Dapat disimpulkan kepengawasan merupakan kegiatan atau tindakan pengawasan dari seseorang yang diberi tugas , tanggung jawab dan wewenang melakukan pembinaan dan penilaian terhadap orang atau lembaga yang dibinanya .Sedangkan indikator peningkatan mutu pendidikan di sekolah dilihat pada setiap komponen pendidikan, antara lain : mutu lulusan, kualitas guru, kepala sekolah, staf sekolah, proses pembelajaran, sarana dan prasarana, pengelolaan sekolah, implementasi kurikulum, sistem penilaian dan komponen lainnya.



















BAB VII
TATA USAHA SEKOLAH
DAN TUGAS KEPALA TATA USAHA

A. Peran Tata Usaha
          Di tingkat sekolah, upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan ternyata masih banyak menemukan banyak kendala yang segera harus dicari jalan keluarnya. Diantara kendala tersebut yakni masalah mutu pegawai tata usaha (TU) sekolah yang belum memberikan kontribusi yang signifikan. Walau tidak bersifat langsung, mutu dan kinerja pegawai tata usaha sekolah turut mempengaruhi mutu pendidikan sebuah sekolah. Ada beberapa indikator yang menunjukkan bahwa mutu dan kinerja pegawai tata usaha sekolah masih rendah, yaitu :
1.    Banyak pegawai tata usaha sekolah yang belum mempunyai kemampuan, kecakapan atau keahlian yang memadai untuk mengerjakan tugas-tugas mereka
2.    Masih rendahnya disiplin, loyalitas dan tanggung jawab pegawai tata usaha sekolah dalam menjalankan tugas-tugasnya
3.    Belum tercerminya pelayanan prima kepada siswa, orang tua dan masyrakat
4.    Belum nampaknya kecerdasan emosional, spiritual dan intelektual pegawai tata usaha sekolah dalam memecahkan permasalahan dan berinteraksi di lingkungan sekolah

Diberbagai sekolah masih banyak ditemukan guru yang merangkap tugas pegawai tata usaha. Selain itu banyak pegawai tata usaha yang hanya berizasah setingkat SLTA, sedangkan mereka dituntut untuk menanggani segala persoalan tata usaha di sekolah yang semakin hari semakin kompleks dan semakin membutuhkan orang-orang yang betul-betul terampil dan profesional. Dengan penempatan tenaga profesional sebagai pegawai tata usaha, diharapkan dapat semakin memacu peningkatan mutu menejemen sekolah, selain itu diharapkan pegawai sekolah memiliki visi dan komitmen yang kuat untuk turut memajukan dunia pendidikan.

B.       Tugas Kepala Tata Usaha
1.    Penyusunan program kerja tata usaha sekolah
2.    Pengelolaan keuangan sekolah
3.    Pengurusan administrasi ketenagaan dan siswa
4.    Pembinaan dan pengembangan karir pegawai serta tata usaha sekolah
5.    Penyusunan administrasi perlengkapan sekolah
6.    Penyusunan dan penyajian data/statistik sekolah
7.    Mengkoordinasikan dan melaksanakan 7K
8.    Penyusun laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketatausahaan secara berkala















BAB VIII
TUGAS KEPALA SEKOLAH, WAKIL KEPALA SEKOLAH,
GURU KONSELING, WALI KELAS DAN GURU

A.       Tugas Kepala Sekolah

1.    Pendidik
2.    Pemimpin
3.    Pengelola
4.    Administrator
5.    Wirausahawan
6.    Pencipta iklim kerja
7.    Penyelia/supervisor


B.       Tugas Wakil Kepala Sekolah

1.    Menyusun perencanaan
2.    Pengorganisasian
3.    Pengarahan
4.    Ketenagaan
5.    Pengkoordinasian
6.    Pengawasan
7.    Penilaian
8.    Identifikasi dan pengumpulan data
9.    Penyusunan laporan


C.       Tugas Guru Bimbingan Konseling
1.    Penyusunan program dan pelaksanaan bimbingan dan konseling
2.    Koordinasi dengan wali kelas dalam rangka mengatasi masalah siswa
3.    Memberikan layanan dan bimbingan kepada siswa agar lebih berprestasi
4.    Memberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam gambaran lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan
5.    Melaksanakan kegiatan anlisis hasil evaluasi belajar
6.    Mengadakan penilaian pelaksanaan, menyusun statistik hasil penilaian, menyusun dan melaksanakan program tindak lanjut, serta menyusun laporan pelaksanaan bimbingan dan konseling

D.       Tugas Wali Kelas
1.    Pengelolaan dan menyelenggaraan administrasi kelas
2.    Penyusunan pembuatan statistik bulanan siswa
3.    Pengisian daftar kumpulan nilai siswa
4.    Pembuatan catatan khusus tentang siswa
5.    Pencatatan mutasi siswa
6.    Pengisian buku laporan penilaian dan pembagian buku laporan penilaian hasil belajar

E.       Tugas Guru
1.    Membuat perangkat program dan melaksanakan kegiatan pembelajaran
2.    Melaksanakan kegiatan penilaian, menganalisis hasil ulangan, menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan serta menigisi daftar nilai siswa
3.    Melaksanakan kegiatan membimbing kepada guru lain
4.    Membuat alat peraga
5.    Menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni
6.    Mengikuti kegiatan pengembangan dan permasyarakatan kurikulum
7.    Melaksanakan tugas tertentu di sekolah
8.    Mengadakan pengembangan program pengajaran
9.    Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar siswa
10. Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa
11. Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang pratikum
12. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkatnya





[1] Sulaiman, Administrasi Pendidikan (STAI Bunga Bangsa Cirebon, Cirebon) 2011, hal 3
[2] Administrasi Pendidikan, hal 9
[3] Administrasi pendidikan, hal 11
[4] Administrasi Pendidikan, hal 15
[5] Administrasi Pendidikan, hal 18
[6] Administrasi Pendidikan, hal 24
[7] Administrasi Pendidikan, hal 24
[8] Administrasi Pendidikan, hal 25
[9] Administrasi Pendidikan, hal 27
[10] Administrasi pendidikan, hal 31
[11] Administrasi pendidikan, hal 31
[12] Administrasi pendidikan, hal 32

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEJARAH PERKEMBANGAN EJAAN DALAM BAHASA INDONESIA

SEJARAH PERKEMBANGAN EJAAN DALAM BAHASA INDONESIA        Keraf (1988), menyatakan bahwa ejaan merupakan keseluruhan peratura...